KONSEP KADERISASI ULAMA DI INDONESIA

Authors

  • Dwi Budiman Assiroji STID Mohammad Natsir, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30868/ei.v9i01.661

Abstract

Penelitian ini bermaksud mencari konsep kaderisasi ulama yang dilakukan oleh para ulama di nusantara. Konsep tersebut dharapkan dapat menjadi acuan bagi pendidik hari ini untuk melakukan hal yang sama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Penelitian ini menemukan kesimpulan bahwa kaderisasi ulama biasa dilakukan melalui lembaga pesantren. Polanya adalah, pertama-tama ulama pemimpin pesantren mencari santri-santri unggulan dari santri yang ada untuk dijadikan kader ulama. Kemudian, santri unggulan tadi dibuatkan kelas khusus bersama ulama pemimpi pesantren. Kelas ini adalah kelas tambahan dengan materi yang lebih tinggi dari materi yang diberikan di kelas biasa. Selain itu, santri unggulan ini juga diberikan tugas untuk mengajar kelas bawah sebagai ajang latihan. Setelah menyelesaikan pendidikannya di pesantren, ia diarahkan untuk melanjutkan belajar kepada ulama lain yang memiliki kepakaran dalam satu ilmu tertentu. Proses ini sekaligus membawa santri unggulan tadi untuk merantau guna mematangkan jiwanya dan menambah jaringannya. Setelah selesai belajar dan merantau, santri unggulan tadi kembali ke pesantrennya dan diarahkan untuk menjadi penerus ulama di pesantren tempat ia belajar atau diarahkan untuk mendirikan pesantren baru di tempat lain dengan tetap berada di bawah bimbingan gurunya. Setelah itu maka santri unggulan itu mulai menjadi seorang ulama.

Author Biography

Dwi Budiman Assiroji, STID Mohammad Natsir

Ketua STID Mohammad Natsir

References

Saihu, S. (2019). RINTISAN PERADABAN PROFETIK UMAT MANUSIA MELALUI PERISTIWA TURUNNYA ADAM AS KE-DUNIA. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 3(2), 268-279.

Sumber dari Buku

Arif, S. (2017). Islam dan Diabolisme Intelektual. Jakarta: INSISTS.

Bruinessen, M.V. (1999). Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan.

Burhanuddin, J. (2012). Ulama dan Kekuasaan Pergumulan Elite Muslim dalam Sejarah Indonesia. Jakarta: Mizan.

Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.

Haedari, A. (2006). Masa Depan Pesantren; dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Kompleksitas Global, Jakarta: IRD Press.

Hamka. (2003). Tafsir Al-Azhar. Singapura:

Horikoshi, H. (1976). Kyai dan Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.

Indra, H. (2003). Pesantren dan Transformasi Sosial. Jakarta: Penamadani.

Iskandar, S. (t.th.). Pokok-pokok Pikiran Mengenai Masalah Perkaderan Ulama. Bogor: BKSPP Jawa Barat.

Al Jazairy, Abu Bakar Jabir. (2001). Ilmu dan Ulama. Jakarta: Pustaka Azzam.

Katsir, Abul Fida Ismail Ibnu. (1991). Tafsir Al-Qur`annul ‘Adzim. Beirut: Daarul Jiil.

Mastuki dan Ishom El-Saha. (2006). Intelektualisme Pesantren (Seri 1). Jakarta: Diva Pustaka.

Mas’ud, A. (2006). Dari Haramain ke Nusantara; Jejak Intelektual Arsitek Pesantren. Jakarta: Kencana.

Noeh, M.F. (2014). Kyai di Panggung Pemilu; Kyai Khos Sampai High Cost. Jakarta: Renebook.

Noor, R.M. (2010). KH. Hasyim Asy’ari Memodernisasi NU & Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Al-Qurtubi, M.B.A. (2010). Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an. Mesir: Darul Ghad Al-Jadid.

Saridjo, M. (2009). Mereka Bicara Pendidikan Islam Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: DPP GUPPI.

Steenbrink, K.A. (1986). Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Moderen. Jakarta: LP3ES.

Sugiono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suprapto, B. (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara; Riwayat Hidup, Karya dan Sejarah Perjuangan 157 Ulama Nusantara. Jakarta: Gelegar Media Indonesia.

Zarkasyi, A.S. (2005). Gontor & Pembaharuan Pendidikan Pesantren. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Published

29-02-2020

Citation Check