ISLAM DAN PERLINDUNGAN HAK ANAK: TINJAUAN FIKIH TERHADAP NASAB ANAK DI LUAR NIKAH

Authors

  • Deni Purnama UIN Sumatera Utara, Indonesia
  • Dhiauddin Tanjung UIN Sumatera Utara, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30868/am.v12i01.6085

Abstract

Anak yang terlahir di luar pernikahan yang sah, seringkali diabaikan dan tidak mendapat hak-haknya yang patut sebagai seorang anak. Padahal Undang-Undang mengamanatkan bahwa hak anak untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang, tanpa kekerasan dan diskriminasi wajib dipenuhi dan dilindungi oleh masyarakat. Islam pun memandang sama, hak-hak anak, meskipun dilahirkan dari hubungan yang tidak sah, tetap harus dipenuhi secara maksimal. Termasuk di dalamnya hak memiliki nasab seperti anak lainnya. Fikih memandang, dimungkinkan seorang anak di luar nikah dihubungkan nasabnya dengan ayah biologisnya jika ayahnya tersebut memintanya. Hal ini berdasarkan pendapat Urwah bin Zubair, Sulaiman bin Yasar, Hasan al-Bashri, Ibnu Sirin, Ibrahim al-Nakha’i, Ishak bin Rahawaih, sebagaimana dinukilkan Ibnu Qudamah dalam kitabnya al-Mughni. Pendapat ini pula yang dipilih oleh Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnu Qayyim. Dan dari pendapat ini dapat dimaknai bahwa seorang anak tetap dilahirkan dalam keadaan suci. Ia tidak diposisikan ikut menanggung beban akibat kesalahan kedua orang tuanya

References

Al-Dahlawi, S. W. (2005). Hujjatullah al-Balighah. Beirut: Dar al-Jil.

Al-Jauziyah, I. Q. (2018). Zaad al-Ma’ad fi Hadyi Khairi al-Ibad. Mekkah: Dar Ilmi al-Fawaid.

Al-Jauziyah, I. Q. (2019). Al Turuq al-Hukmiyyah fi as-Siyasah as-Syar’iyyah. Riyadh: Dar Ilmi al-Fawaid.

Al-Mawardi. (1994). Al-Haawi al-Kabiir. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

Al-Utsaimin, M. bin S. (2006). Syarhu al-Mumti’ “ala Zaadi al-Mustaqni.†Riyadh: Dar Ibnu al-Jauziy.

Asman. (2020). Hamil di Luar Nikah dan Satus Nasab Anaknya (Studi Komperatif antara Pendapat Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hambal). Jurnal Kajian Ekonomi Hukum Syaria, Vol. 6 (1), 1–16.

Barr, I. A. (2010). Al-Tamhid limaa fi al-Muwatha’. Kairo: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

Budiyanto, H. (2014). Hak-Hak Anak dalam Perspektif Islam. Raheema, Vol. 1 (1). https://doi.org/10.24260/raheema.v1i1.149

Candra, M. (2018). Aspek Perlindungan Anak Indonesia: Analisis Tentang Perkawinan di Bawah Umur. Jakarta: Prenadamedia Group.

Farahi, A., & Ramadhita, R. (2017). Keadilan Bagi Anak Luar Kawin dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. De Jure: Jurnal Hukum Dan Syar’iah, 8(2), 74–83. https://doi.org/10.18860/j-fsh.v8i2.3778

Hasan, I. (2002). Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (p. 21). p. 21. Bogor: Ghalia Indonesia,.

Irfan, M. N. (2016). Nasab dan Status Anak dalam Hukum Islam. In Amzah. Jakarta: Amzah.

Jamil, M. (2016). Nasab dalam Perspektif Tafsir Ahkam. AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah, 16(1). https://doi.org/10.15408/ajis.v16i1.2902

Khakim, M. L., & Ardiyanto, M. (2020). Menjaga Kehormatan Sebagai Perlindungan Nasab Perspektif Maqashid Syari’ah. Nizham Journal of Islamic Studies, 8(01), 74. https://doi.org/10.32332/nizham.v8i01.2105

Khalaf, A. W. (1990). Ahkam al-Ahwal al-Syakhsiyyah fi al-Syari’ah al-Islamiyyah. Kuwait: Dar al-Qalam.

Ma’luf, L. (1986). Al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam. Beirut: Dar al-Masyriqi.

Majid, A. (2017). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Makassar: Aksara Timur.

Qudamah, I. (1997). Al-Mughni. Riyadh: Dar ’Alami al-Kutub.

Taimiyyah, I. (2004). Majmu Fatawa. Riyadh: Majma’ Malik al-Fahd li Tiba’ah.

Taufiki, M. (2012). Konsep Nasab, Istilhâq, dan Hak Perdata Anak Luar Nikah. AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah, 12(2). https://doi.org/10.15408/ajis.v12i2.966

Zaki, M. (2014). Perlindungan Anak dalam Perspektif Islam. Asas, 6(2), 143.

Zuhayli, W. (1989). al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu. Damaskus: Dar al-Fikr.

Published

2024-06-26

How to Cite

Purnama, D., & Tanjung, D. (2024). ISLAM DAN PERLINDUNGAN HAK ANAK: TINJAUAN FIKIH TERHADAP NASAB ANAK DI LUAR NIKAH. Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial, 12(01). https://doi.org/10.30868/am.v12i01.6085

Citation Check

Most read articles by the same author(s)