TAFSIR FI SABILILLAH DAN IMPLIKASINYA BAGI CAKUPAN FI SABILILLAH SEBAGAI MUSTAHIK ZAKAT

Abstract

ABSTRACT

This paper proposes the reinterpretation of the characteristics of the recipient of zakát  fÄ« sabÄ«lillÄh, between a narrow meaning only for volunteer soldiers who fought in battle and the broad meaning that includes all those who observe obedience. The subject of the recipient of zakát  fÄ« sabÄ«lillÄh has been concentrated on the scope of meaning fÄ« sabÄ«lillÄh in language and specifically to the word fÄ« sabÄ«lillÄh as an expression of the meaning of jihád  and war. The meaning of fÄ« sabÄ«lillÄh in the Qur'an and tradition which is primarily meant as the meaning of warfare is felt to be irrelevant to the existence of other references explaining the meaning of sabÄ«lillÄh or jihád  for pilgrimage or study, and irrelevant by time. On the other hand, expanding the meaning of sabÄ«lillÄh to all those who observe obedience is also considered inaccurate with the purpose and function of zakát  described by the texts of revelation. Therefore, the reinterpretation of the meaning of fi sabÄ«lillÄh as jihád  as desired by the revelation itself and on the other hand by the decision of the majority of fiqh scholars mentioned previously, should the sabilillah's evolving meaning remain focused on the meaning of jihád , the purpose of jihád  and the particular characteristics of jihád. Thus, it is found that the two main sides of zakát  legal construction given to the recipient of zakát  FÄ« sabÄ«lillÄh are extensions of meaning based on the basic characteristics of the zakát  meaning, the main purpose, and the function of the zakát  itself which is centered on the state's finances in managing the basic needs of its people.

ABSTRAK

Makalah ini mengajukan reinterpretasi karakteristik mustahiq zakát  fÄ« sabÄ«lillÄh , antara makna sempit hanya untuk tentara relawan yang ikut tempur dalam peperangan dan makna luas yang mencakup semua sisi ketaatan. Bahasan mustahiq zakát  fÄ« sabÄ«lillÄh  selama ini terkonsentrasi pada luasnya makna fÄ« sabÄ«lillÄh  dalam bahasa dan spesifiknya kata fÄ« sabÄ«lillÄh  sebagai ungkapan untuk arti jihád  dan peperangan. Konsep arti fÄ« sabÄ«lillÄh  yang di dalam Al-Qur`an dan hadis lebih terarah ditujukan untuk makna peperangan dirasakan tidak relevan dengan adanya nash-nash lain yang menjelaskan arti FÄ« sabÄ«lillÄh atau jihád  untuk haji atau menuntut ilmu, serta tidak relevan pula seiring perubahan zaman dan waktu. Di sisi yang berbeda, memperluas arti FÄ« sabÄ«lillÄh untuk semua bentuk ketaatan juga dipandang tidak akurat dengan tujuan dan fungsi zakát  yang dijelaskan oleh nash-nash wahyu. Karena itu, reinterpretasi tentang arti FÄ« sabÄ«lillÄh sebagai jihád  sebagaimana yang dikehendaki oleh nash-nash wahyu itu sendiri dan di sisi lain oleh keputusan mayoritas ulama fiqih terdahulu, sebaiknya pengembangan arti FÄ« sabÄ«lillÄh dipusatkan pada arti jihád , tujuan jihád  dan karakteristik khusus jihád . Dengan demikian, ditemukan dua sisi pokok konstruksi hukum zakát  yang diberikan kepada mustahiq FÄ« sabÄ«lillÄh, yaitu perluasan makna yang didasarkan pada karakteristik dasar dari makna itu sendiri serta tujuan dan fungsi utama zakát itu sendiri yang memang berpusat pada keuangan negara dalam menata kebutuhan pokok dan dasar rakyatnya.

Key Word: zakát  fÄ« sabÄ«lillÄh, mustahiq, jihad