Konsekuensi Hukum Pidana Anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) Yang Melakukan Kekerasan Pengrusakan ditinjau dari Hukum Adat Papua
DOI:
https://doi.org/10.30868/am.v10i01.2235Abstract
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki ragam budaya yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Keanekaragaman budaya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang memiliki sistem hukum lebih dari satu. Pluralisme hukum yang dianut Indonesia selain sistem hukum positif warisan kolonial Belanda, juga berlaku sistem hukum Islam serta siatem hukum adat yang oleh pakar hukum adat menyebut sebagai hukum asli bangsa Indonesia. Kesadaran hukum adat yang seharusnya sudah menjiwa raga warga negara Indonesia, untuk kondisi Papua jauh dari yang seharusnya. Pertikaian, peperangan antar suku, bahkan melawan warga pendatang sudah sering terdengar. Suku-suku yang ada di Papua memang memiliki kebiasaan unik yang memandang dirinya sebagai pusat dari semesta. Akibatnya muncul gerakan separatisme seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM). Untuk menghindari adanya disintegrasi bangsa, Pemerintah Pusat mengeluarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normative dengan menggunakan metode pendekatan undang-undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Dari hasil penelitian ada beberapa pokok yang dapat disimpulkan. Hukum adat adalah sistem hukum rakyat pada hakikatnya merupakan instrumen pengendalian sosial secara empirik tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, sehingga musyawarah, mufakat, rukun, patut dan laras adalah cerminan dari nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat adat papua yang dijadikan sebagai asas dalam setiap penyelesaian perkara.
References
Abdul Hamid, Kasim. “PILIHAN HUKUM ADAT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DI TANAH PAPUA.†JIHK, 2016. https://doi.org/10.46924/jihk.v1i1.14.
Alexander, Alexander. “Alternative Dispute Resolution Dalam Mediasi Sengketa Hukum Adat Di Papua.†Jurnal Syntax Transformation 2, no. 9 (2021): 1215–24.
Barker, John. “Mixed Grammars and Tangled Hierarchies: An Austronesian-Papuan Contact Zone in Papua New Guinea.†Anthropological Forum, 2019. https://doi.org/10.1080/00664677.2019.1624505.
Côté, Isabelle, and Matthew I Mitchell. “Deciphering ‘Sons of the Soil’Conflicts: A Critical Survey of the Literature.†Ethnopolitics 16, no. 4 (2017): 333–51.
Danil, E. “KONSTITUSIONALITAS PENERAPAN HUKUM ADAT DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA.†Jurnal Konstitusi, 2012. https://doi.org/10.31078/jk.
Deda, Andreas Jefri, and Suriel Semuel Mofu. “MASYARAKAT HUKUM ADAT DAN HAK ULAYAT DI PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI ORANG ASLI PAPUA DI TINJAU DARI SISI ADAT DAN BUDAYA; SEBUAH KAJIAN ETNOGRAFI KEKINIAN.†Jurnal Administrasi Publik, 2014.
Druce, Stephen C. “Political Impasse vs Economic Development: A History and Analysis of the West Papua Conflict in Indonesia.†In Managing Conflicts in a Globalizing ASEAN: Incompatibility Management through Good Governance, 2019. https://doi.org/10.1007/978-981-32-9570-4_5.
Efendi, Jonaedi, and Johnny Ibrahim. Metode Penelitian Hukum Normatif Dan Empiris. Kencana, 2018.
Enumbi, Yubelina. “An Analysis of Financial Performance of the Puncak Jaya Regency Government.†Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 2021. https://doi.org/10.33258/birci.v4i1.1660.
Faturrahman, Ferry. “HUKUM PIDANA ADAT BADUY DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA.†LAW REFORM, 2010. https://doi.org/10.14710/lr.v5i2.12493.
Hemer, Susan R. “Debating Appropriate Approaches to Violence in Lihir: The Challenges of Addressing Gender Violence in Papua New Guinea.†Asia Pacific Journal of Anthropology, 2018. https://doi.org/10.1080/14442213.2017.1420097.
Hernawan, Budi. Torture and Peacebuilding in Indonesia: The Case of Papua. Torture and Peacebuilding in Indonesia: The Case of Papua, 2017.
Iek, Mesak, and Jhon Urasti Blesia. “Development Inequalities in Autonomous Regions: A Study Pre-and Post- Special Autonomy in Indonesia’s Most Eastern Provinces.†Journal of Asian Finance, Economics and Business, 2019. https://doi.org/10.13106/jafeb.2019.vol6.no1.303.
Ilmar, Anwar. “RADIKALISME GERAKAN BERBASIS ETNIS: KASUS ORGANISASI PAPUA MERDEKA.†The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA), 2017. https://doi.org/10.52447/ijpa.v3i2.990.
Kaisupy, Delvia Ananda, and Skolastika Genapang Maing. “PROSES NEGOSIASI KONFLIK PAPUA: DIALOG JAKARTA-PAPUA.†Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2021. https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v10i1.27056.
Karunia, Nikmawati Dwi. “MENYIKAPI GERAKAN SEPARATIS OPM DENGAN MAKNA DAN RELEVANSI NEGARA GOTONG ROYONG,†2019.
Kristiani, Verlia. “Hukum Yang Berkeadilan Bagi Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat (Kajian Dan Implementasi).†ADIL: Jurnal Hukum, 2020. https://doi.org/10.33476/ajl.v11i1.1449.
Kusumawardhani, Indriati, and Arie Afriansyah. “Free Papua Organization: Belligerent, Combatant, or Separatist?,†2020. https://doi.org/10.2991/aebmr.k.200321.040.
Matondang, Erlinda. “KONFLIK AGRARIA DAN DISINTEGRASI BANGSA: TANTANGAN KEAMANAN NASIONAL INDONESIA.†Jurnal Pertahanan & Bela Negara, 2019. https://doi.org/10.33172/jpbh.v9i3.635.
May, Ronald James. “Fifty Years After the ‘Act of Free Choice’: The West Papua Issue in a Regional Context,†2021.
Muntaha, Payiz Zawahir, Virgie Delawillia Kharisma, and Margareta Hanita. “INDONESIAN GOVERNMENT APPROACHES AND POLICIES FOR RESOLVING PAPUA CONFLICTS.†International Journal of Research -GRANTHAALAYAH, 2020. https://doi.org/10.29121/granthaalayah.v7.i12.2019.306.
Nufus, Achmad Busrotun, Sukron Mazid, Novitasari, Delfiyan Widiyanto, and Yasnanto. “Papua’s Vertical Conflict in 2019: Existence of Free Papua Movement and United Nations Response,†2020. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200529.001.
Nurdin, Ali, Pudji Rahmawati, and Sulhawi Rubba. “The Harmonious Communication Model on Among Religious Adherents in Sorong, West Papua.†Journal Pekommas, 2020. https://doi.org/10.30818/jpkm.2020.2050205.
Kai Ostwald, Yuhki Tajima, and Krislert Samphantharak. “Indonesia’s Decentralization Experiment: Motivations, Successes, and Unintended Consequences.†Southeast Asian Economies, 2016. https://doi.org/10.1355/ae33-2b.
Price, Susan. “Indonesia Sends More Troops to West Papua.†Green Left Weekly, no. 1213 (2019): 16.
Putri Mardiani, Indah, Ismi Anisah, Marlina Hasibuan, and Nur Fadilah. “KONFLIK INTERNAL ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN GERAKAN SEPARATIS DI PAPUA.†Jurnal Syntax Fusion, 2021. https://doi.org/10.54543/fusion.v1i2.12.
Rahadatul’Aisy, Salsabila, Hary Abdul Hakim, Johny Krisnan, Try Hardyanthi, and Mutia Qori Dewi Masithoh. “Customary Criminal Law in the Eastern of Indonesia: The Special Autonomy Province of Papua.†Borobudur Law Review 3, no. 2 (2021): 148–60.
Rahmi, Isnatul, and Rizanizarli Rizanizarli. “Penerapan Restorative Justice Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Pencurian Oleh Anak Dalam Perspektive Adat Aceh.†Syiah Kuala Law Journal, 2020. https://doi.org/10.24815/sklj.v4i1.16876.
Rideng, I Wayan. “Metode Penelitian Hukum Normatif.†Kertha Widya, 2013.
Robie, David. “Tanah Papua, Asia-Pacific News Blind Spots and Citizen Media: From the’Act of Free Choice’betrayal to a Social Media Revolution.†Pacific Journalism Review 23, no. 2 (2017): 159–78.
Rosyada, Amrina, Esmi Warassih, and Ratna Herawati. “Perlindungan Konstitusional Terhadap Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Dalam Mewujudkan Keadilan Sosial.†Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 2018. https://doi.org/10.24815/kanun.v20i1.10021.
Sabara, Sabara. “Split Nasionalisme Generasi Muda Papua Di Kota Jayapura: Perspektif Teori Identitas.†Jurnal Politik Profetik 6, no. 1 (2018): 1–18.
Sati, Destara. “Politik Hukum Di Kawasan Hutan Dan Lahan Bagi Masyarakat Hukum Adat.†Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 2019. https://doi.org/10.38011/jhli.v5i2.94.
Setkab.go.id, JDIH. “UU RI No. 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.†Setkab, 2021.
Singh, Bilveer. Papua: Geopolitics and the Questfor Nationhood. Papua: Geopolitics and the Quest for Nationhood, 2017. https://doi.org/10.4324/9781315125985.
Siregar, Hasrul Sani. “The Political-Security Dimension of the Free Papua Organization.†Law Research Review Quarterly 2, no. 3 (2016): 369–74.
Suharyo, Suharyo Suharyo. “PERLINDUNGAN HUKUM PERTANAHAN ADAT DI PAPUA DALAM NEGARA KESEJAHTERAAN.†Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 2019. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v8i3.330.
Suropati, Untung. “Solusi Komprehensif Menuju Papua Baru : Penyelesaian Konflik Papua Secara Damai , Adil Dan Bermartabat.†Jurnal Kajian Lemhanas RI, 2019.
Susanta, Aris, Muhdi B Hi Ibrahim, Azies Bauw, Duta Mustajab, and Hafid Jusuf. “Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Sebagai Mediasi Antara Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Personel Di Kepolisian Daerah (POLDA) Papua.†The Journal of Business and Management Research 3, no. 2 (2020).
Trzcinski, Krzysztof. “The Consociational Addition to Indonesia’s Centripetalism as a Tactic of the Central Authorities: The Case of Papua.†Hemispheres 31, no. 4 (2016).
Ulil, Ahmadulil Ulil. “PENYELESAIAN TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM NASIONAL.†Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 2019. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v8i1.307.
Viartasiwi, Nino. “The Politics of History in West Papua-Indonesia Conflict.†Asian Journal of Political Science 26, no. 1 (2018): 141–59.
Wahyudi, Nur, Dadang S Anshori, and Jatmika Nurhadi. “PEMBERITAAN TIRTO.ID TENTANG KEKERASAN DI PAPUA: ANALISIS WACANA KRITIS TEUN VAN DIJK.†JURNAL PESONA, 2021. https://doi.org/10.52657/jp.v7i2.1504.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Terms that must be met by the Author as follows:- The author saves the copyright and grants the journal the first right of publishing the manuscript simultaneously under license under the Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with a statement of job authorship and early publication in this journal.
- The author may incorporate into additional separate contractual arrangements for the non-exclusive distribution of rich-issue journals (eg posting them to an institutional repository or publishing them in a book), with the acknowledgment of their original publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (eg: in the institutional repository or on their website) before and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and more powerful cites from published works.