Perhitungan Weton sebagai Penentu Hari Pernikahan dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kabupaten Deli Serdang (Ditinjau dalam Persfektif ‘Urf dan Sosiologi Hukum)

Authors

  • Khairul Fahmi Harahap UIN Sumatera Utara Medan, Indonesia
  • Amar Adly UIN Sumatera Utara Medan, Indonesia
  • Watni Marpaung UIN Sumatera Utara Medan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30868/am.v9i02.1597

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai perhitungan weton yang sudah menjadi adat yang mengakar kuat dalam kebudayaan masyarakat jawa di Kabupaten Deli Serdang yaitu perhitungan weton sebagai penentu hari pernikahan. Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan menggali atau membangun suatu proposisi atau menjelaskan dibalik realita. Teknik pengumpulan data menggunakan metode Observasi, Wawancara dan Studi Dokumentasi sedangkan untuk analisis data menggunakan metode deduktif. Adapun hasil penelitian adalah Weton merupakan himpunan tujuh hari dalam seminggu Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu dengan lima hari pasaran Jawa Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon.Metode perhitungan Jawa terdapat suatu gambaran yang sangat mendasari yaitu cocok yang artinya menyesuaikan, sebagaimana anatara kunci dan gemboknya, begitu juga pria terhadap calon mempelai wanita yang akan dinikahinya. Dalam menghitung perhitungan weton pada umumnya masyarakat jawa menggunakan 3 kaleender yang sudah ada sejak dulu, yaitu: kalender saka, kalender Sultan Agung, dan kalender tani pranata mangsa. Weton dikategorikan u’rf al fasid adat/tradisi buruk jikalau weton diyakini sebagai penangkal hari sial dan jalan untuk terhindar dari hari sial. Didalam islam mempercayai sesuatu kesialan itu disebut dengan istilah Tathayyur.

References

Ahmad Faruq. (2019). Pandangan Islam Terhadap Perhitungan Weton Dalam Perkawinan, Jurnal Irtifaq, 6(1).

Ahmad Izzuddin. (2013). Sebuah Kearifan Dalam Berbeda Poso Dan lebaran. Jurnal Dewaruci, 21.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka 2020. Medan: CV. Rilis Grafika.

Bisri M. Djaelani. (2007). Ensiklopedi Islam. Yogyakarta: Panji Pustaka.

Bistok Hasiholan Simanjuntak. (t.t.). Analisis Curah Hujan pada Sistem Pranata Mangsa Baru: untuk Penentuan Pola Tanam. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Burhan Bungin. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologia Kearah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Chairul Zen. (2008). Ensiklopedia Ilmu Falak dan Rumus-rumus Hisab Falak. Medan: Tim BHR Provinsi Sumatera Utara.

David Setiadi. (2017). Pola Bilangan Matematis Perhitungan Weton Dalam Tradisi Jawadan Sunda. Jurnal Adhum, 1(2).

Departemen Agama RI. (1989). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: Al-Waah.

HasbiyAllah. (2013). Fiqh dan Usul Fiqh: Metode Istinbat dan Istidlal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ibnu Rusyd. (1990). Bidayah Al Mujtahid. Semarang: Asy Ssyifa.

Ifa Kurratan Na’imah. (2017). Kontruksi Masyarakat Jawatentang Perhitungan Weton Dalam Tradisi Pra Perkawinan Adat Jawa. Jurnal Air langga Surabaya.

Meliana Ayu Safitri. (2021). Tradisi Weton Dalam Pernikahan Masyarakat JawaKabupaten Tegal studi perbandingan Hukum Adat Dan Hukum Islam. Jurnal Shautuna, 2(1).

Muth’iah Hijriyati. (2007). Komparasi Kalender JawaIslam Dan Hijriyah (Analisis Kalender Berbasis Lunar Sistem). Jurnal Menara Tebuireng, 12(2).

Muhyiddin Khazin. (2004). Ilmu Falaq Teori Dan Praktek. Yogyakarta: Buana Pustaka.

Muhyiddin Khazin. (2005). Kamus Ilmu Falak. Yogyakarta: Buana Pustaka.

M Quraish Shihab. (2007). Wawasan Al Quran. Bandung: Mizan.

N. Daljoeni. (1983). Penanggalan Pertanian Jawa Pranata Mangsa: Peranan Bioklimatologis dan Fungsi Sosiokulturalnya. Yogyakarta: Seri Terbitan Proyek Javanologi.

Purwadi. (2010). Horoskop Jawa. Yogyakarta, Media Abadi.

Ridin Sofwan. (2002). Islam Dan kebudayaan. Yogyakarta: Gama Media.

Rusyda Basri. (2016). Nikah Dalam Al-Quran. Jurnal Hukum Diktum STAIN Pare Pare, V. (14).

Sayuti Thalib. (1986). Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: UI Press.

Selamet Hambali. (2011). Almanak Sepanjang Masa. Jurnal Pasca Sarjana IAIN Walisongo, Semarang.

Shofiyulloh. (2005). Mengenal kalender lunisolar di Indonesia. Malang: Penerbit.

Sulaiman Rasyid. (2002). Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sutrisno Hadi. (1989). Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi offset.

Syaikh Ibrahim Al-Bajuri. (t.t.). Al-BÄjurÄ« Ala Fathul QarÄ«b Li Abi Syuja’. Semarang: Hikmah Keluarga.

Syaikh Farra’ Al Baghwi. (1993). Misykat Al-Mashabih. Semarang: Asy syifa’.

Syaikh Daud Bin Abdullah Fathani. (1998). Idhoh Al Bab li Muridi Al-Nikah bi Ahs Shawab. Singapura: Al Haramain.

Syaikh Abdurrauf Bin Ali Al Fansuri Al Jawi. (2017). Turjuman Al-Mustafid. Medan: Raja Pusblishing Sumber Ilmu Jaya.

Syaikh Muhammad Zain. (t.t.). Talkhis Al Falah. Medan: PT Raja Publishing.

Syaikh Muhammad Alfathani. (t.t.). Mathlal Al-Badrain. Surabaya: Syirkah Bakul Indah.

Syaikh Syihabuddin Al Haitami. (t.t.). Tuhfah Al-Muhtaj bi Syarh Al Minhaj. Bairut: Dar Al-Fikr.

Zahry Hamid. (1978). Pokok-Pokok Hukum Nikah Islam dan Undang-Undang Nikah di Indonesia. Yogyakarta: Bina Cipta.

Published

2021-10-28

How to Cite

Harahap, K. F., Adly, A., & Marpaung, W. (2021). Perhitungan Weton sebagai Penentu Hari Pernikahan dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kabupaten Deli Serdang (Ditinjau dalam Persfektif ‘Urf dan Sosiologi Hukum). Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial, 9(02). https://doi.org/10.30868/am.v9i02.1597

Citation Check