Makna Rih dan al-Riyah dalam Alquran

Authors

  • lailatul wardah UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30868/at.v8i01.4116

Abstract

Kata rih dan al-riyah terlihat hanya berupa sebutan mufrad dan jamak dari suatu kata. Allah menyebutkan term rih dan al-riyah dengan berbagai bentuk yang mempunyai makna tersirat atau tersembunyi. Jika dilihat pada maknanya, setiap lafal tersebut digunakan dalam konotasi makna yang berbeda. Kata al-riyah digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang baik dan menyenangkan. Sedangkan kata rih digunakan untuk menyebutkan gambaran azab yang membinasakan atau kepada hal-hal yang sifatnya merusak (negatif). Kata rih disebutkan sebanyak 29 kali dalam 28 ayat yang tersebar di 26 surat. Dengan dua bentuk, yaitu bentuk mufrad (rih) dan jamak (al-riyah). Bentuk mufrad disebutkan sebanyak 19 kali, sedangkan dalam bentuk jamak sebanyak 10 kali. Di antaranya, 21 surat termasuk dalam kategori ayat-ayat Makkiyah, dan 5 surat tergolong ayat-ayat Madaniyah. Kata rih dan al-riyah dalam Al-Qur’an merupakan satu ungkapan kata yang memiliki beragam makna. Setiap perbedaan dan pengulangan kata tersebut masing-masing memberikan penekanan pada konotasi makna yang berbeda pula sesuai relasi kalimat dengan konteks ayat yang ingin disampaikan Al-Qur’an. Kata rih dan al-riyah tidak hanya memiliki makna angin, tetapi juga mengalami pergeseran atau perubahan makna menjadi kekuatan atau kejayaan, pertolongan dan bau atau aroma. Pada umumnya, jika Al-Qur’an mencantumkan bentuk jamak al-riyah, maka yang dimaksud lebih kepada hal positif yakni seperti nikmat dan rahmat. Sedangkan, apabila digunakan dalam bentuk mufrad yakni rih, makna yang diisyaratkan adalah hal negatif seperti bencana atau azab Allah. 

References

Agama RI, Kementerian. (2014). Alquran dan Terjamahan. Bandung: SygmaExamediaArkanleema.

Agama RI, LPMQ Badan Litbang dan Diklat Departemen. (2009). Pelestarian Lingkungan hidup. Jakarta: Lajnah Pentasih Mushaf alqura.

Al-Asfahani, Raghib. (t.t.) Mufradat fi Gharib al-Qur’an. Beirut: Dar al- Ma’rifah.

Al-Azhar, Tim Safir. terj. Muhammad Mutawalli Sha‘rawi. (2004). Tafsir Syh‘rawi, Jilid I. Jakarta: Duta Azhar.

Al-Baghawi, Muhammad Husain Ibn Mas’ud. (1409). Tafsir al-Baghawi: Ma’alim al-Tanzil. Riyadh: Dar al-Tayyibah.

Al-Baqi, Muhammad Fuad ‘Abd. (1364). Mu’jam Al-Mufahras Li alfaz Al-Qur’an Al-Karim. Kairo: Dar al-Kutub al-Misriyyah.

Hamka. (t.th.). Tafsir al-Azhar, Jilid 8. t.tt, t.t.

Ibn Al-Jawzi. (1984). Nuzhat al-A‘yun Al-Nawazir fi Al-‘Ilmi Al-Wujuh wa Al-Nazair. Beirut: Muassasah al-Risalah.

Ibn Kathir. (2000). Tafsir al-Qur’an al-Azim. Beirut: Dar Ibn Hazm.

Ibnu Manzur. (1990). Lisan al-‘Arab, Juz 5. Beirut: Dar al-Fikr.

Ma’luf, Louis. (2002). Al-Munjid fi Al-Lughah wa Al-‘Alam. BeirÅ«t: DÄr al-MashrÄ«q.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. (t.th.). Tafsir al-Maraghi, Juz 24. t.tt. Mustafa al-Babi al-Halbi.

Al-Sabuni, Muhammad ‘Ali. (2011). Safwah al-Tafasir, Jilid 5, terj. K. H Yasin. Jakarta: Pustaka al-Kautsar.

Shakir, Ahmad Muhammad. (t.th.). Al-Shi‘r wa al-Shu‘ara’ Li Ibn Qutaibah. Kairo: Dar al-Ma’arif.

Shihab, Quraish. (2007). Ensiklopedia al-Quran: Kajian Kosa Kata. t.tt., Lentera Hati.

______________ . (2002). Tafsir Al-Misbah, Juz 8. Jakarta: Lentera hati.

Al-Suyuti, Jalal Al-Din al-Mahalli dan Jalal Al-Din. (2003). Tafsir Jalalain Al-Muyassar. Labanon: Nashirun.

Al-Ṭabari, Ibn Jarīr. (2001). Tafsir Al-Tabari. Juz 23. Kairo: Littaba’ah wa al-Nashr.

Umar, K. Anshori. (1992). terj. Tafsir al-Maraghi, Juz VII. Semarang: Toha Putra.

Al-Qurtubi. (2006). Al-Jami’ Al-Ahkam Al-Qur’an, Juz 2. Beirut: Muassasah al-Risalah.

Yunus, Mahmud. (2010). Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyyah.

Al-Zuhaili, Wahbah. (2003). Al-Tafsir Al-Munir, Jilid 15. Dimshaq: Dar al-Fikr.

Published

12-06-2023

How to Cite

wardah, lailatul. (2023). Makna Rih dan al-Riyah dalam Alquran. Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 8(01). https://doi.org/10.30868/at.v8i01.4116

Citation Check