Sains dan Al – Quran: Proses Terjadinya Gerhana Matahari

Authors

  • Wahyuni Wahyuni Institut Agama Islam Negeri Langsa, Indonesia http://orcid.org/0000-0002-8566-8207
  • Nuril Husna Universitas Syiah Kuala, Indonesia
  • Mustanir Mustanir Universitas Syiah Kuala, Indonesia
  • Sulastri Sulastri Universitas Syiah Kuala, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30868/at.v5i02.936

Abstract

Sebagian orang menganggap terjadinya gerhana matahari merupakan hal yang istimewa dan mengagumkan. Sehingga fenomena gerhana sering disangkut pautkan dengan kelahiran maupun kematian, padahal kejadian ini terjadi disebabkan bulan menutup matahari, sehingga cahaya matahari tidak sampai ke bumi. Kalimat bulan menutup matahari sepertinya hal yang mustahil mengingat diameter matahari  lebih besar dari pada bulan, tetapi jika kita membandingkan jarak matahari dari bumi dengan jarak bulan dari bumi, ini bukanlah hal yang mustahil. Sehingga gerhana merupakan hal yang sederhana, kerena proses terjadinya dapat digambarkan dengan jelas. Dalam tulisan ini peneliti mencoba menggambarkan proses terjadinya gerhana matahari berdasarkan sains, QS. Al – Baqarah [2] :189, QS. Yunus [10] : 5, QS. Yasin [36] : 39 dan 40. Maka dapat disimpulkan bahwa (1) bulan baru terjadi setiap  hari, (2) Bulan sabit menjadi tanda bahwa esok merupakan bulan baru, (3) Orbit bulan berbentuk elips, sehingga jarak bulan dengan bumi tidak konstan, ini yang menyebabkan terjadinya gerhana matahari total, cincin dan sebagian, (4) bumi, bulan, matahari dan benda – benda langit lainnya bukanlah sebuah tubuh yang kaku, namun memiliki akal.

References

Rujukan dari Jurnal

Burton, W. B. (1986). ‘Stellar Parameters’, Space Science Reviews, 43.1, 244–50

Emilio, M., J. R. Kuhn, R. I. Bush, and I. F. Scholl. (2012). ‘Measuring the Solar Radius from Space during the 2003 and 2006 Mercury Transits’, Astrophysical Journal, 750.2

Gutzwiller, Martin C. (1998). ‘Moon-Earth-Sun: The Oldest Three-Body Problem’, Reviews of Modern Physics, 70.2, 589–639

Hide, Raymond, and Jean O. Dickey. (1991). ‘Earth’s Variable Rotation’, Science, 253.5020, 629–37

Lada, Charles J. (2006). ‘Stellar Multiplicity and the Initial Mass Function: Most Stars Are Single’, The Astrophysical Journal, 640.1, L63–66

Lambeck, K. (1997). ‘Tidal Dissipation In The Oceans: Astronomical, Geophysical and Oceanographic Consequences’, Philosophical Transactions of the Royal Society A, 287.1347, 545–94

Miller, Richard H. (1969). ‘Synodic Month: Variations in the Geologic Past’, Science, 164.3875, 67–68

Morais, M. H.M., and A. Morbidelli. (2006). ‘The Population of Near Earth Asteroids in Coorbital Motion with Venus’, Icarus, 185.1, 29–38

Morelon, Régis. (1996). ‘General Survey of Arabic Astronomy’, Encyclopedia of the History of Arabic Science, Bd. 1, 1–19

Morrison, L. V., and F. R. Stephenson. (2001). ‘Historical Eclipses and the Variability of the Earth’s Rotation’, Journal of Geodynamics, 32.1–2, 247–65

Odeh, Mohammad Sh. (2004). ‘New Criterion for Lunar Crescent Visibility’, Experimental Astronomy, 18.1–3, 39–64

Said, S. S., and F. R. Stephenson. (1996). ‘Solar and Lunar Eclipse Measurements by Med.Ieval Muslim Astronomers, I: Background’, Journal for the History of Astronomy, 27.3, 259–73

Saliba, George. (1987). ‘Theory and Observation in Islamic Astronomy: The Work of Ibn Al-ShÄtir of Damascus’, Journal for the History of Astronomy, 18.1, 35–43

Schwiderski, Ernst W. (1985). ‘On Tidal Friction and the Decelerations of the Eartti’s Rotation and Moon ’s Revolution’, Marine Geodesy, 9.4, 399–450

Segal, M., R. W. Turner, J. Prusa, R. J. Bitzer, and S. V. Finley. (1996). ‘Solar Eclipse Effect on Shelter Air Temperature’, Bulletin of the American Meteorological Society, 77.1, 89–99

Segal, Moti, and Graham Feingold. (1993). ‘Impact of Local Convective Clud Systems on Summer Daytime Shelter Temperature’, American Meteorological Society, 32, 1569–78

Sidorenkov, N. S. (2005). ‘Physics of the Earth’s Rotation Instabilities’, Astronomical & Astrophysical Transactions, 24.5, 425–39

Rujukan dari Buku

Aidh, Al Qarni. (2007). Tafsir al Muyassar, Jakarta : Qisthi Perss.

Al-Sayuthi, Jalaluddin Abdurahman Abi Bakr, dan Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Mahallil. (1990). Tafsir Imamain al-jalalain. Beirul: Dari Ibnu Katsir,

Bin Ali, Muhammad asy-syaukani Rahimahullah. (2007). Tafsir Min Fathul Qadir, Jakarta: Pustaka Azam.

Shihab, M. Quraish. (2004). Tafsir Al-Misbah. Juz 6. Jakarta : Lentera Hati.

Published

21-12-2020

How to Cite

Wahyuni, W., Husna, N., Mustanir, M., & Sulastri, S. (2020). Sains dan Al – Quran: Proses Terjadinya Gerhana Matahari. Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 5(02), 349–364. https://doi.org/10.30868/at.v5i02.936

Citation Check