DIMENSI TEOLOGIS ISTIGHFAR: PERSPEKTIF TAFSIR SURAH NUH AYAT 10-12 DALAM PEMIKIRAN TAFSIR KONTEMPORER

Authors

  • Hery Saparjan Institut Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, Indonesia
  • Muhammad Azizan Fitriana Institut Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, Indonesia
  • Syamsul Ariadi Institut Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30868/at.v9i02.7640

Keywords:

Dimensi Theologis, Istighfar, Islam Kontemporer

Abstract

Istighfar sering kali dipandang sebagai ritual semata, tanpa memahami kedalaman spiritual yang terkandung di dalamnya. Artikel ini membahas dimensi teologis dari istighfar dalam konteks ayat Nuh 10-12, yang menggambarkan permohonan ampun dalam hubungan manusia dengan Allah. Melalui tafsir ayat tersebut, penulis mengungkapkan bagaimana Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk bertaubat dan memohon ampunan, serta implikasi spiritual yang terkandung dalam tindakan istighfar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan menganalisis makna serta signifikansi istighfar dalam konteks ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Nuh.  Dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang praktik keagamaan dan spiritualitas dalam konteks modern. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah deskriptif-analitis.  Hasil kesimpulannya menyatakan bahwa dalam pemikiran Tafsir kontemporer, istighfar dipandang sebagai kunci untuk membuka pintu-pintu keberkahan, termasuk rezeki yang tidak terduga, kebahagiaan, dan ketenangan jiwa. Jurnal ini juga menunjukkan bahwa praktik istighfar dapat menjadi solusi bagi berbagai masalah kehidupan, termasuk krisis yang dihadapi oleh individu dan masyarakat. Dengan demikian, istighfar menjadi bagian integral dari spiritualitas dan praktik keagamaan yang relevan dalam konteks modern, mendorong umat Islam untuk terus berupaya memperbaiki diri dan meningkatkan hubungan dengan Tuhan.

Author Biography

Hery Saparjan, Institut Ilmu Al-Qur’an, Jakarta

Universitas Suryakancana

References

Al-Ashqar, A. R. (2019). Psychological Benefits of Istighfar. Journal of Islamic Psychology.

Al-Mawardi, A. (2003). Tafsir Al-Mawardi. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah.

Al-Ghazali, Abu Hamid. (2001). Ihya Ulum al-Din. Jilid 4. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

Ariffian Jayanegara. (2008). Istighfar. Jakarta: Republika.

Awang Surya. (2016). Ada Masalah? Bersyukur. Jakarta: PT. Elex Media Komputendo.

Fadhal Ilahi. (2008). Mafātīur Rizqi fī Dbau Ilkitāba wa as-Sunnah, penerjemah Abu Ulya, Rezeki Berkah dan Melimpah. Yogyakarta: Qudsi Media.

Ibn Kathir, I. (1999). Tafsir Ibn Kathir. Dar Al-Hikmah.

LPPM UIN Jakarta. (2021). Studi tentang Praktik Istighfar di Masyarakat.

Zarkasyi, H. F. (2020). The Role of Istighfar in Social Improvement. Journal of Islamic Studies.

BNPB. (2022). Laporan Penanganan Bencana Alam di Indonesia.

Aisyah, S. (2020). Solidarity in Community through Spiritual Practices. Journal of Community Development Studies.

Wadud, A. (2017). Islamic Feminism: A Perspective on Spirituality and Social Justice. Journal of Islamic Thought.

Al-Tabari, Muhammad ibn Jarir. (1987). Tafsir al-Tabari: Jami' al-Bayan 'an Ta'wil Ay al-Qur'an. Jilid 10. Beirut: Dar al-Ma'rifah.

Al-Qurtubi, Abu 'Abdullah Muhammad ibn Ahmad. (1991). Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an. Jilid Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah.

Suyuti, Jalaluddin. (1995). Al-Durr al-Manthur fi al-Tafsir bil-Ma'thur. Jilid 6. Beirut: Dar al-Fikr.

Shahrur, Muhammad. (1998). Mu'asirah. Beirut: Dar al-Tali'ah. Kontemporer.

Zuhaili, Wahbah. (1997). Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu. Jilid 4. Damascus: Dar al-Fikr.

Sayyid Quthub. (t.t.) Fi dhilalil Qur’an, Jld 6. Beirut: Dar al Syuruq.

Ali bin Sulthan Muhammad. (2002). Marqāt al-Mafatīh Syarh Musyakāt al-Mashābīh. Beirut: Dar al-Fikr, Juz. 4.

Ilauddin Ali bin Muhammad. (1415) Lubāb al-Ta’wīl fī Ma’ānī al-Tanzīl Tafsir AlHazn, Beirut: dar al-Kitab al‘Alamiyyah, cet. 1, Juz. 4.

Hasan Hammam. (2007) at-Tadāwī bi al-Istighfār, Penerjemah Atik Fikri Ilyas & Yasir Maqashid, Dahsyatnya Terapi Istighfar, Jakarta: Nakhlah Pustaka, 61

Kaserun AS. Rahman. (2015). Adab Istighfar: Wawasan Al-Qur’an dan Hadis Tentang Cara Meraih Ampunan dan Rahmat Allah Swt., Tanggerang: Lentera Hati, hal. XXI

Nahbah Min Asāidzāh al-Tafsīr. (2009). Tafsīr Muyassār, Mujamma’ al-Maluk Fāhdli Ṭabā’ah al-Mushāf al-Syarīf. cet. II, juz. 1, h. 95

K.Salim Bahnasawi. (2003). Butir- butir Pemikirannya Sayyid Quthb Menuju Pembaruan Gerakan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Published

30-11-2024

How to Cite

Saparjan, H., Azizan Fitriana, M., & Ariadi, S. (2024). DIMENSI TEOLOGIS ISTIGHFAR: PERSPEKTIF TAFSIR SURAH NUH AYAT 10-12 DALAM PEMIKIRAN TAFSIR KONTEMPORER. Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 9(02), 345–358. https://doi.org/10.30868/at.v9i02.7640

Citation Check