DEMOKRASI PANCASILA DALAM PANDANGAN ULAMA TAFSIR DEMI MEWUJUDKAN NEGERI YANG BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR

Abstract

Demokrasi kerap menjadi sistem yang berpolemik dan diantagoniskan dengan Islam karena berasal dari Barat, padahal secara faktual banyak negara-negara Islam yang mengadopsinya sebagai sistem kenegaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan demokrasi dalam perspektif Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam yang utama, khususnya Demokrasi Pancasila yang diterapkan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan metode analisis komparasi (al-tafsi>r al-muqa>ran) terhadap penafsiran Sayyid Qutb, Muhammad Rasyid Ridha, dan Muhammad Mahmud Al-Hijazi. Dari hasil perbandingan tersebut diketahui bahwa demokrasi berbeda dengan konsep musyawarah namun keduanya memiliki kesamaan dalam hal anti terhadap kepemimpinan yang otoriter dan diktator. Demokrasi juga dapat diadaptasi di negeri Islam dengan syarat harus bersifat religius dan memberikan ruang formalisasi aturan agama dalam peraturan perundang-undangan sebagaimana yang berlaku dalam sistem Demokrasi Pancasila. Karena itu umat Islam harus berperan aktif di dalamnya untuk mengawal Indonesia agar tetap berdemokrasi religius dan menjadi negara yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafu>r.