MAKNA BUDAYA ILMU DALAM LITERATUR ISLAM

Authors

  • Amirullah Amirullah Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia
  • Ahmad Tafsir Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia
  • Adian Husaini Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia
  • Endin Mujahidin Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30868/ei.v8i2.465

Keywords:

budaya ilmu, literature Islam

Abstract

Penelitian ini bertujuan memberikan definisi budaya ilmu berdasarkan literatur dalam Islam. Penelitian  ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif yang melibatkan proses pengumpulan data dan analisis data dari sumber-sumber yang menyediakan informasi faktual dan pendapat pakar yang berkaitan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya ilmu dalam literatur Islam bukan merupakan suatu hal yang baru, karena secara makna banyak terkandung di dalam al-Qur’an, al-Hadist dan kehidupan para ulama. Adapun definisi budaya ilmu dari hasil penelitian ini adalah suatu kerangka kehidupan yang menyatukan semua elemen masyarakat ke dalam kesatuan kolektif persamaan, yang di dalamnya terkandung kecerdasan, ilmu, pengetahuan, seni, kebiasaan, adat istiadat, tradisi, rasa, emosi dan sifat bawaan serta nilai-nilai sosial, yang mempengaruhi perilaku individu maupun masyarakat yang ada di dalamnya. Semua itu untuk mencerahkan pikiran, memperbaiki rasa, dan menumbuhkan kemampuan kritik serta penilaian di dalam individu maupun masyarakat yang mengakibatkan terciptanya sebuah peradaban yang memiliki karakter khusus yang terbentuk dari kerangka kehidupan tersebut, sehingga tercipta sebuah lingkungan yang di dalamnya terdapat produk material dan nonmaterial yang diwariskan dari generasi ke generasi, yang ke semuanya itu dilakukan, dibimbing, dan difilter berdasarkan ilmu. Pada akhirnya diharapkan dengan penjabaran makna budaya ilmu dalam literatur Islam ini dapat memberikan pencerahan untuk  perbaikan dan pengembangan definisi budaya ilmu agar dapat menjadi sebuah konsep yang sangat penting yang tidak boleh hilang dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan nilai-nilai Islam.

References

Bisri Adib, Munawwir AF, Al-Bisri Kamus Indonesia-Arab, Surabaya: Pustaka Progressif,.

Akalali Asad M. (1995). Kamus Indonesia Arab, Jakarta: PT Bulan Bintang.

Bakry ABD. Bin Nuh, Oemar. Kamus Indonesia-Arab-Inggris, Jakarta: Mutiara Jakarta.

Ibn Mandzur. (1414H). Lisan al-Arab, Beirut: Dâr al -shadir, cetakan 3.

Dhaif Syauqi. (2011). al-Mu’jam Al-Wasith, Mesir: Maktabah Shurouq al-Dauliyyah.

Abaadi Al-Fairuz. (2005). al-Qomus al-Muhith, Beirut: muassasah al-Risâlah, cetakan 8.

al-Ashbahi Malik ibn Anas. (2013). Muwatha al-Imam Malik, Riwayat Yahya ibn Yahya al-Laitsi, Tahqiq: Kulal Hasan Ali, Damaskus: Muassasah al-Risâlah..

Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin. (2016). Panduan Lengkap Menuntut Ilmu, Penerjemah: Abu Haidar al-Sundawy, Jakarta: Pustaka Ibn Katsir.

Dewan perkumpulan bahasa Arab di Kairo (2011). Buhust wa al-Dirosat fî al-Lahajât al-‘Arabiyyah min Isdârât majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah bi al-Qâhirah.

Abu Bakar al-Jazairi, aysar al-tafasir.

Abu Ismail Muhammad Ibn Ibrahim al-Bukhari. (1987). al-Jâmi’ al-Shahih, Kairo: Dâr al-Sya’b.

Umar Ahmad Mukhtar. Usus ‘Ilm al-Lughah, Jeddah: ‘Alîm al-Kutub.

Quthb Muhammad. (1997). Wâqi’unâ al-Mu’ashir, Beirut: Dâr al-Syourouq.

Ali Ibn Nâyif al-Syuhud, al-Hadharah al-Islamiyyah baina Ashalah al-Mâdi wa Aâmal al-Mustaqbal.

Umar Ahmad Mukhtar dan tim. (2008). al-Lughoh al-Arâbiyyah al-Muâshirah, Riyadh: Dâr ‘Alim al-Kutub, cetakan pertama.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa.

Tim penyusun KBBI edisi ke-5 (2016). daring, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Anshari Endang Saifudin. (1980). Agama dan Kebudayaan, Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Muhammad Musallim al-Dausari. (2007). al-Mumti’ fii Qowaid al-Fikihiyyah, Riyadh: Dâr Zidny.

Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim Al-Bukhori. (1422H). al-Jami’ al-Shohih (Shohih Bukhari) no. 5127, Beirut: Dâr Thauq al-Najah.

Lajnah Pentashihan Musaf Al-qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI Dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhammad Shohib (ketua) dan teman-teman. (2010). Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Lajnah Pentashihan Musaf Al-qur’an, Jakarta, cetakan pertama.

Ibnu Taimiyah. (2005). Majmu’ al-Fatawa, Tahqiq: Anwar al-Baaz, Dâr al-Wafa’, Cetakan ke-3.

al-Jauziyyah Ibnu Qayyim, Miftâh Dâr al-Sa’adah wa mansyûr wilâyatu al-‘Ilmi wa al-Idârah, Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiah.

al-Duwaisy Ahmad Ibn Abd al-Razzâq, Fatâwa al-Lajnah al-Dâimah, Riâsah al-‘Aamah, lî al-Buhust wa al-Ifta, Riyadh: Riâsah Idâratu al-Buhûts al-Ilmiyyah wa al-Iftâ’, Bab Thariqotu Ta’allumi al-‘Ilmi.

Al-Faruqi Isma’il R. (2003). Atlas Budaya Islam, Bandung: Mizan.

al-Thabrani Abu al-Qosim. (1985). al-Mu’jam al-Shaghir, Beirut: al-Maktab al-Islamiy.

Husaini Adian (Editor). (2013). Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam, Depok: Gema Insani.

Hafidhuddin Didin. (2004). Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani, cetakan ke-2.

Published

29-08-2019

Citation Check