Al-Qur’an dan Tradisi Hadiyuwan di Desa kebonpring, Arjawinangun Cirebon

Abstract

Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang menjadi pedoman bagi umat islam, dan didalamnya terdapat ajaran, hukum dan kisah-kisah Perwujudan  dan aktualisasi al-Qur ān sering disebut para-liturgis, yaitu penggunaan Alquran di luar konteks format Ritus-ritus Islam. Hal ini contohnya bentuk doa pribadi (do’a, mantra, mantra dan jimat lisan (ruqya), jimat fisik dan jimat dan aplikasi penyembuhan lainnya dari Al-Qur ān.Pada tradisi Hadiyuwan wasilah, kepada Nabi Muhammad, sahabat-sahabat kemudian yang kedua adalah Uses of the Qur’an in historical and living contexts : oral uses of the Qur’an, dijelaskan bahwa melafalkan  dzikir (bacaan nama-nama ilahi) dan ayat-ayat al-Qur’an. Terdapat dua aspek performasi al-Qur’an pada tradisi hadiyuwan, yang pertama surat- surat  dan zikir yang dibacakan dalam tradisi hadiyuwan didesa arjawinangun Cirebon dapat memberikan perlindungan diri dari bencana dan memudahkan rezeki. Kedua, surat-surat yang dibacakan dan di tiupkan ke arah sajian dapat merubah elemen didalamnya dan digunakan sebagai obat baik jasmani maupun rohani. Wujud permohonan atas sesuatu pada tradisi hadiyuwan sesungguhnya hanya kepada Allah SWT, akan tetapi melalui tawassul kepada Nabi Muhammad, keluarga sahabat- sahabatnya, dan para wali.