Esensi Perbedaan Redaksi Perintah Membaca Dalam Al-Qur’an
Abstract
Redaksi perintah “membaca” dalam Al-Qur’an berbeda-beda, namun memiliki esensi yang sama, yaitu “qirâ’ah”, “tartîl” dan “tilâwah”. Untuk memahami dengan benar perbedaan tersebut perlu penelitian dan analisa yang mendalam dengan penelitian kepustakaan (library research), terutama dari aspek kebahasaan dan tafsir-tafsir. Redaksi “qira’ah” merupakan sebuah aktifitas intelektual yang terus menerus, mendalam dan intensif, yang meliputi membaca, menghafal, meneliti dan memahami. Adapun kata “tartîl” merupakan perintah bacaan yang berkualitas, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah membaca Al-Qur’an (ilmu tajwid), sehingga bacaan tersebut menjadi jelas, benar dan sesuai dengan aturan (kaidah). Sedangkan lafazh “tîlâwah” merupakan perintah untuk mengikuti bacaan dan hafalan yang benar tersebut dengan pemamahan dan amalan, sehingga redaksi tersebut mencakup iman dan amal shaleh.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi, “at-Tibyân fî Âdâbi Hamalati Qur'an”, (Beirut: Dar Ibnu Hazm, 1414 H/1994 M)
Ar-Râghib al-Ashfahânî, “Mu'jam Mufradat Alfâzhil Qur'an”, (Dâr al-Qalam, 1430 H/2009M)
_________, “Al-Mufradât fî gharîb Al-Qur’an”, (Beirut: Dârul Qolam, 1412 H)
DR. Ahmad Mukhtâr ‘Abdul Hamîd ‘Umar, “Mu’jam al-Lughah al-‘Arabiyah al-mu’âshirah”, (‘Alamul Kutub, t.t)
DR. Quraisy Shihab, “Tafsir al-Qur'an al-Karim” (Tangerang: Lentera Hati, 2005)
Fakhruddîn ar-Râzî, “Mafâtîh al-Ghaib – at-tafsîr al-Kabîr”, (Beirut: Dârul Ihyâ’ at-Turâts al-‘Arabî, 1420 H)
Hans Wehr “A Dictionary of Modern Written Arabic” (Jerman: Otto Harrassowitz, 1979)
Ibnu Hajar al-‘Asqalânî, “Fathul Bârî Syarah Shahîh al-Bukhârî” (Beirut: Dârul Ma’rifah, t.t)
KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir A. Fatah, “Kamus Al-Bisri” (Surabaya: Pustaka Progresif, 1999 M)
Khurram Murad, “Membangun Generasi Qur’ani”, (Jakarta: Media Da‟wah,1999)
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyah bil Qâhirah, “al-Mu’jam al-Washîth”, (Dâr Da’wah, t.t)
Muhammad bin Ismail al-Bukhârî, “Shahîh al-Bukhârî”, (Dâr Thawqun Najâh, 1422 H)
Muslim bin Hajjâj al-Qusyairî an-Naisâbûrî, “Shahîh Muslim”, (Beirut: Dâr Ihyâ’ Turâts al-‘Arabî, t.t).
Sayyid Murtadlo az-Zabidy, “Tâjul ‘Arûs”, (Dârul Hidâyah, t.t)
Zainuddîn Abi ‘Abdillah Muhammad bin Abi Bakr bin Abdil Qâdir, “Mukhtaru ash-Shihah” (Beirut: Dar al-‘Ashriyah: 1420 H/1999 M
Article metrics


Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Jl. Raya Dramaga KM. 7
Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat
Kota Bogor
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial 4.0 Internasional.